Pergi Ke Jogja Lagi, Setelah Tujuh Tahun Meninggalkannya

Pergi Ke Jogja Lagi, Setelah Tujuh Tahun Meninggalkannya

Jogjaku yang kini telah berbeda dari dulu. Ia bukan lagi kota yang kudamba akan kutempati permanen, tetapi ia selalulah jadi kota yang istimewa, yang pernah memberiku sejarah hidup dan persahabatan karib selama empat tahun.  Lanjutkan membaca Pergi Ke Jogja Lagi, Setelah Tujuh Tahun Meninggalkannya

Bukan Tempat Wisatanya yang Membuat Jogja Itu Ngangeni….

Bukan Tempat Wisatanya yang Membuat Jogja Itu Ngangeni….

Lik Par, demikian ia biasa disapa. Usianya telah melampaui 60 tahun, tetapi perawakannya tegap. Setengah jam sebelum tengah malam, ia mendorong gerobak angkringannya seorang diri di sepanjang jalan Sugeng Jeroni. Tepat di tepi tepi jembatan Sungai Winongo, ia berhenti. Gerobak itu ditatanya perlahan hingga menjadi angkringan yang utuh dan ngangeni. Lanjutkan membaca Bukan Tempat Wisatanya yang Membuat Jogja Itu Ngangeni….

Trip Report: Pertama Kali Naik Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan

Trip Report: Pertama Kali Naik Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan

Stasiun Pasar Senen rasanya tak pernah tertidur. Sejak kereta api Tawang Jaya bertolak jam sebelas malam, puluhan kereta dari arah timur berdatangan di pagi buta. Belum usai semua kereta itu tiba, jam setengah enam kurang lima menit, kereta api Kutojaya Selatan jadi yang pertama bertolak ke timur. Begitu seterusnya, menjadikan Stasiun Pasar Senen selalu hidup dan riuh tiap waktunya. Lanjutkan membaca “Trip Report: Pertama Kali Naik Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan”